SAR ALKALOID PIROLIDIN

 SAR Alkaloid Pirolidin


1). Apa itu Alkaloid? 

     Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis dinamakan senyawa dengan gugus C, H O dan N. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Salah satunya ialah kafein. 

     


 Senyawa alkaloid adalah substansi-substansi yang relatif toksis yang bekerja terutama pada  SSP (Susunan Syaraf Pusat), bersifat basa,  mengandung nitrogen heterosiklis dan  disintesa dalam tumbuhan dari asam-asam  amino dan turunan-turunannya. 


2). Sifat-Sifat Alkaloid

A. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.

B. Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi dengan asam membentuk garam.

C. Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna.

D. Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya.

E. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.

F. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.

G. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine HCl lebih larut dalam air daripada bentuk basanya. 

H. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas, garam pada atom  N-nya.


3). SAR Alkaloid Pirolidin

      Alkaloid Pirolidin adalah alkaloid yang mengandung inti dari Pirolidin. 

Alkaloid golongan pirol dan pirolidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti  pirol dan pirolidin dalam struktur kimianya. Contohnya higrin pada tumbuhan  Erythtroxylon coca. 

Alkaloid pirolidin pada dasarnya berasal dari asam amino yang disebut ornithine. Gugus asam amino ini terdiri dari alkaloid tropane, atropin, hyoscine dan hyoscyamine dari keluarga nightshade. Misalnya, keluarga nightshade termasuk semacam tumbuhan, belladonna, datura (Thornapple), dan pahit. Bertindak sebagai gugus alkaloid ini menghambat aktivitas saraf parasimpatis (Berasal dari bagian bawah tulang belakang dan batang otak, merangsang sekresi pencernaan, menentang fisiologis efek dari sistem saraf simpatik, mengkonstriksi biji mata, memperlambat jantung, melebarkan pembuluh darah). Kebetulan, alkaloid pirolidin juga terdiri 'obat kebenaran' skopolamin (juga dikenal sebagai hyoscine) dan kokain. Berikut ini struktur kokain :


Contoh dari alkaloid pirolidin yang akan dibahas berserta efek fisiologis ialah Nikotin. Nikotin merupakan salah satu zat penyusun dalam rokok. Kandungan zat kimia pada rokok terdiri dari beberapa golongan antara lain golongan alkaloid, nitrosamin, hidrokarbon aromatik polisiklik, senyawa volatil termasuk aldehid, logam berat, amina aromatik, dan amina heterosiklik. Sumber zat kimia golongan alkaloid dalam rokok adalah daun tembakau. Tanaman tembakau memiliki kandungan alkaloid yang tinggi biasanya memiliki efek pertahanan farmakologis alami terhadap mikroorganisme, serangga, dan vertebrata sehingga digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida. Alkaloid yang terkandung dalam tembakau antara lain: anatabin, anabasin, nornicotin, N-metilanabasin, anabasein, nicotin, nicotin N-oksida, myosmi, β-nikotirin, cotinin, dan 2,3-bipiridil. 


  Selanjutnya yang akan lebih dibahas ialah Nikotin. 

  Nikotin 

  Nikotin atau 3-(1-metil-2-pirolidinil) piridin merupakan golongan alkaloid parasimpatomimetik poten dengan rumus molekul C10H14N2. Nikotin merupakan golongan alkaloid dengan konsentrasi tertinggi yang terkandung pada rokok. Konsentrasi nikotin pada produk tembakau yang beredar di pasaran berkisar sekitar 6 hingga 18 mg/g . Nikotin merupakan suatu basa lemah yang terdiri dari cincin piridin dan sebuah cincin pirolidin. . Piridin memiliki pKa 3.04 sedangkan pirolidin memiliki pKa 7.84 pada temperatur fisiologis. Dengan karakteristik tersebut dapat diperkirakan 23% nikotin tidak terionisasi pada pH fisiologis sehingga dapat dengan cepat memasuki membran sel pada tubuh manusia.



  Nikotin merupakan alkaloid volatil yang memiliki berat molekul 162.23. Absorpsi dan eliminasi nikotin melalui eksresi renal sangat bergantung pada pH lingkungan. Pada pH basa nikotin berada pada fase non-ionisasi, dimana nikotin akan lebih mudah melalui membran lipoprotein daripada saat berada dalam fase ionisasi. Dalam keadaan non-ionisasi nikotin dapat langsung diabsorbsi melalui epitel paru-paru, mukosa oral, mukosa nasal, dan melalui kulit. Nikotin dalam asap rokok akan langsung terserap dengan cepat karena permukaan alveolus yang luas dan persebaran nikotin akan melapisi epitel paru-paru (memfasilitasi terjadinya absorpsi karena memiliki pH fisiologis yang basa). 

    Rokok memang mengandung banyak zat yang berdampak buruk bagi tubuh, namun para peneliti dan pemerintah telah sepakat bahwa nikotin merupakan penyebab ketergantungan terhadap rokok . Ketergantungan didefinisikan sebagai dorongan penggunaan obat walaupun pengguna sudah mengetahui efek buruk dari obat yang dipakai. Nikotin mempengaruhi sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat serta telah dinyatakan bahwa dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah saat terjadi kontraksi pembuluh darah koroner dan kutan. Nikotin bekerja pada suatu area di otak yang bernama area tegmental ventral (VTA) untuk mengaktivasi sistem dopamin mesolimbik.  


PERMASALAHAN

Telah dijelaskan bahwa Nikotin atau 3-(1-metil-2-pirolidinil) piridin merupakan golongan alkaloid parasimpatomimetik poten dengan rumus molekul C10H14N2. Nikotin merupakan golongan alkaloid dengan konsentrasi tertinggi yang terkandung pada rokok. Rokok memang mengandung banyak zat yang berdampak buruk bagi tubuh, namun para peneliti dan pemerintah telah sepakat bahwa nikotin merupakan penyebab ketergantungan terhadap rokok . Ketergantungan didefinisikan sebagai dorongan penggunaan obat walaupun pengguna sudah mengetahui efek buruk dari obat yang dipakai. Permasalahan saya ialah bagaimana mekanisme nikotin bekerja didalam tubuh perokok sehingga menimbulkan efek fisiologis ketergantungan?  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAR ALKALOID QUINOLIN

Kontrol Kinetika & Kontrol Termodinamika dalam Kimia Organik